Record Detail
Text
MANFAAT TRADISI BELIS DALAM BUDAYA MANGGARAI TERHADAP KEDUDUKAN PEREMPUAN DI STASI REWENG PAROKI ST.YOSEPH REWENG
ABSTRAK
Taman, Fransiskus. 2014. Manfaat Tradisi Belis dalam Budaya Manggarai Terhadap Kedudukan Perempuan Di Stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng. Skripsi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Teologi, STKIP St. Paulus Ruteng. Pembimbing: (1) Dr. Yohanes Servatius Boy Lon, M.A; (2) Fransiska Lila Jehaun, S.I.P, M. Si.
Kata-Kata Kunci : Belis, Perempuan, Budaya, Manggarai dan Gender
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas penerapan budaya belis yang ada di Stasi Reweng. Belis (mas kawin/mahar) menjadi dasar dalam pertengkaran rumah tangga. Kadang kala suami selalu menganggap bahwa isterinya sebagai benda yang sudah dibayar, sehingga ruang gerak perempuan selalu dibatasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng tentang penerapan budaya belis dalam perkawinan adat Manggarai dan adakah manfaat dari nilai budaya belis terhadap kedudukan perempuan di Stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng.
Penelitian ini merupakan penelitian etnografi kualitatif, karena peneliti mengumpulkan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tertentu. Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara yang mendalam (deep interview), analisa konten, audiovisual. Setelah data terkumpul data tersebut dipilah-pilah dan dianalisa. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara yang mendalam, obrolan dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, Penyajian data dan Penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan dan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1) Penerapan tradisi belis (paca) dalam budaya Manggarai bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi zaman. Bentuk-bentuk belis yang dibawah pada sebelumnya berupa uang dan hewan (Kerbau, Kuda dan Sapi), tatapi pada era sekarang bentuk-bentuk belis yang dibawa seperti uang dan sejumlah hewan (Kerbau, Kuda dan Sapi) tidak menjadi suatu tuntutan. Pada zaman sekarang, jika tidak ada hewan belis bisa diganti dengan uang tunai saja. sebagian uang itu untuk menggantikan hewan yang seharusnya dibawa dan jumlahnya harus sesuai dengan harga hewan tersebut. 2). Banyak yang masih berpendapat bahwa belis mempunyai nilai luhur terhadap harkat dan martabat seorang perempuan. 3). Ketidakadilan gender masih banyak ditemukan karena perlakuan yang tidak setara dan tidak sejajar atas eksistensi perempuan. 4). Hampir semua perempuan mengatakan bahwa relevansi nilai belis atau paca terhadap kedudukan perempuan di Stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng tidak memiliki manfaatnya bagi kedudukan perempuan di Stasi Reweng, Paroki St. Yosep Reweng.
ABSTRACT
Taman, Fransiskus. 2014. The Beneficial of Belis in Manggaraian Culture to the Existence of the Women at Stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng. Thesis: Theology Study Program of the Language and Art Department Teacher Training and Educational Sciences of st. Paul College Ruteng 2014. First: Dr. Yohanes Servatius Boy Lon, M.A; second Fransiska Lila Jehaun, S.I.P, M. Si.
Key Words: Belis, women, culture, Manggarai and Gender
This research was back grounded by the reality of the implementation of Belis at Stasi Reweng. Belis (dowry) become a basic reason the problem in the family. Sometimes husband in a family always claim that their wife as same as the object that already being paid so the women freedom to be drawn the line. The purpose of this research is to know the perspective of the people in Stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng about the implementation of Belis in Manggaraian custom marriage and also the benefits of the value of belis to the existence of women in Stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng.
This research was ethnography qualitative research, because the writer collected the information from the real object of research about agglomerate life. The data collection are observation, measurement, survey, deep interview, content analysis and audiovisual. After the data were collected the data are sorted and analyzed. Technique of data collection used by the writer on this research was deep interview, chatting and observation. Technique of data analysis was data reduction, Data representation and conclusion. Data reduction is the process of sorted, concentration and attention of the crude data of field.
As to the findings it proved that: 1) the implementation of belis (paca) in Manggaraian Custom are varieties and depend on the situation and condition of the period development. The forms of belis that bring before in form of money and animal (buffalo, horse and cow), but now days the form of belis that are going to bring like money and animals are unimportant it can condition able. In the now days era, if the animals is nothing belis deputized by cash. The cash partly to deputize the animals and the price must be same of the price of the animals. 2). Many opinions said that belis has the meaning of the ancestors to degree and dignity a women 3). Gender’s injustice stills a lot of found because of conduct that don't one part and not equal to the women existence settle. 4). Almost all the women said that the relevancy of the value of belis (paca) to the women existence in Stasi Reweng, Paroki St. Yoseph Reweng not have the advantage to their existence.
Availability
KKI TEO TAM M(2015) | KKI TEO TAM M(2015) | My Library (lantai 1(Ruangan referensi)) | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
KKI TEO TAM M(2015)
|
Publisher | : ., |
Collation |
-
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
KKI TEO
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) |
-
|
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available