No image available for this title

Text

KONSEP ATA PA’ANG BE LÉDALAMBUDAYA MANGGARAI (KOLANG-SUKA)DAN RELEVANSINYA DENGAN AJARAN GEREJA KATOLIK TENTANG KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN



ABSTRAK
Harun Fransiskus. 2016. “Konsep Ata Pa’ang Be lé dalam Budaya Manggarai
(Kolang-Suka) dan Relevansinya dengan Ajaran Gereja Katolik tentang
Kehidupan setelah Kematian.’’ Skripsi. Ilmu Pendidikan Teologi, STKIP St.
Paulus Ruteng. Pembimbing: I, Dr. Inosensius Sutam, Pembimbing II,
Adrianus Jebarus, M. Th
Orang Manggarai (Kolang-Suka) memiliki kepercayaan akan kehidupan
setelah kematian, yang terungkap dalam pandangan mereka tentang pa’ang be lé.
Bagi masyarakat Manggarai pa’ang be lé adalah tempat tinggal Mori Kraéngdan
tempat tinggal orang-orang meninggal (ata pa’ang be lé). Menurut masyarakat
Manggarai, pemahaman ata pa’ang be létidak terlepas dari pandangan mereka
tentang wakar(roh manusia).Menurut mereka,ketika manusia meninggal, rohnya
(wakar) akan kembali kepada Mori Kraéngdi pa’ang be lé.
Pada saat ini masyarakat Manggarai adalah masyarakat yang beragama
Katolik, sementara dalam Gereja Katolik mempunyaiajaran tentang kehidupan
setelah kematian. Oleh karena itu penulis ingin melihat relevansi antara keduanya.
Karena itu tujuan dari tulisan ini adalah ingin menjelaskan relevansi antara konsep
atapa’ang be lé dalam kebudayaan Manggarai (Kolang-Suka) dan ajaran Gereja
Katolik tentang kehidupan setelah kematian.
Untuk itu dalam menyelesaikan tulisan ini, peneliti menggunakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan kata-kata
tertulis dan lisan serta dapat meneliti kondisi secara alamiah. Penelitian ini
dilaksanakan di Kampung Suka, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat,
yang dilaksanakan pada bulan April dan Mei tahun 2016.Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara.Peneliti berusaha menggali pemahaman
masyarakat Suka tentang konsep ata pa’ang be lé. Jumlah narasumber dalam
penelitian ini adalah sepuluh orang. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan
tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa ajaran orang
Manggarai (Kolang-Suka) dan ajaran Gereja Katolik tentang hidup setelah
kematian memiliki relevansi. Keduanya percaya bahwa ada kehidupan setelah
kematian. Bagi orang Manggarai tempat kehidupan setelah kematian adalah
pa’ang be lé. Ini adalah tempat kehidupan kekal menurut masyarakat Manggarai.
Menurut orang Katolik tempat kehidupan kekal adalah surga.Keduanya percaya
bahwa orang yang sudah meninggal menjadi penyalur doa manusia kepada Tuhan.
Keduanya mempunyai cara untuk berhubungan dengan orang-orang yang sudah
meninggal. Dalam kebudayaan Manggarai mereka menjalin relasi dengan orang
meninggal melalui acara téing hang yang dilakukan paling kurang sekali setiap
tahun. Dalam Gereja Katolik, relasi antara orang-orang meninggal dengan orangorang
yang masih hidup, terejawantah dalam hari peringatan arwahsedunia, yang
dilaksanakan pada tanggal 2 November, dan dilakukan sekali setiap tahun.
Kata Kunci: Ata Pa’ang Be lé, Kehidupan, Kematian, Kehidupan Kekal


Availability

KKITeoHarK(2016)KKI Teo Har K (2016)My LibraryAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
KKI Teo Har K (2016)
Publisher : .,
Collation
152p;ilus;21x30cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
NONE
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
-
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this